Hall
MAN 3 Kediri kembali menjadi salah satu tempat diadunya kreatifitas siswa-siswi
MAN 3 Kediri. Sebelumnya disini diadakan seleksi MTC (Matrix Talent Challenge)
yang menyajikan berbagai bakat luar biasa siswa MAN 3 Kediri.
Hari ini, salah satu ruangan terbesar
di MAN 3 ini menjadi saksi bisu diadunya kreatifitas dengan sense of art tingkat
tinggi. Diadunya ketrampilan memanfaatkan barang-barang bekas menjadi sebuah
lampion. Diadunya kerjasama tim terbaik dengan deadline mematikan.
Disini pula akan dibuktikan siapa sesungguhnya yang terbaik dari yang terbaik
karena sejatinya semua yang bertanding disini adalah yang terbaik. Karena
mereka telah melakukan dan mengerjakan lampion mereka dengan usaha yang terbaik
karena mereka adalah pemilik bakat-bakat terbaik.
Peserta pembuatan lampion ini terdiri
dari kelas X dan XI reguler. Namun sangat disayangkan sekali salah satu peserta
dari kelas X-7 tidak mengikuti perlombaan ini karena suatu alasan yang tidak
dapat disebutkan. Padahal ini merupakan salah satu kesempatan yang baik bagi
untuk membuktikan bahwa mereka bisa menunjukkan hasil karya terbaik kelas
mereka.
Ada
yang unik dari lomba pembuatan lampion kali ini, yakni kelas XI IPS 3 yang
secara tidak sengaja mengajukan 3 nama dalam lomba ini dan ketiga-tiganya
sama-sama pernah duduk di kelas X-2. Mereka adalah Rizqi Maulida Sarahati,
Putri Cahyanengtyas dan Berlian Meiliya. Ketika ditemui mereka mengaku ini
sebuah ketidaksengajaan. “Sungguh ini sebuah kejadian yang tidak sengaja, kita
baru tersadar ketika ditengah perlombaan.” Terang Berlian antusias. Kelas XI
IPS 3 membuat lampion mereka berbentuk bintang, dengan corak batik di detiap
sisinya. Cukup sederhana namun menarik.
Kelas
XI Agama tampil dengan ciri khas mereka, lampion dengan corak berwarna merah
dan berhias tulisan arab diatasnya. Dzulfikri Nuruzzaman dan Ja’far Shodiq
ketika ditemui terlihat sangat berkonsentrasi dalam pengerjaan lampion mereka
sampai-sampai ketika ada kamera didekatnya, mereka merasa terganggu
konsentrasinya.
Ketika
dilihat dari jauh, salah satu tempat di area barat dekat jendela aula, terlihat
tisu berserakan. Adalah mereka kelas X-5 yang menggunakan detail hiasan tisu
sebagai ciri khas lampion mereka. “Mas, apa ini nanti ngga ada waktu tambahan 1
jam?” Ucap salah satu tim dari kelas X-5 disambut gelak tawa dari rekan-rekan
disebelahnya. Memang hiasan yang mereka gunakan cukup rumit dan membutuhkan
waktu yang cukup lama. Jadi sangat wajar jika mereka mengatakan hal tersebut.
Apalagi mereka mengatakannya disaat waktu menunjukkan 20 menit sebelum deadline
dari pantia.
Disebelah
“singgasana” kelas X-5 terlihat penguin kutub terdampar di daerah tropis. Kembali
lagi kelas XI IPA 1 menunjukkan identitas mereka, penguin tropis kini menjadi
ikon lampion mereka. Ketika dibandingkan dengan lampion peserta lain, lampion
dari kelas XI IPA 1 terlihat “nyeleneh”. Nyleneh dari segi bentuk dan desain,
bahkan mungkin juri akan kebingungan bagaimana menyalakan lampion milik mereka.
“Kita telah mempersiapkan lilin disamping lampion, kita lihat saja nanti apakah
juri akan menyalakan lilin itu untuk menyalakan lampion kita” Ujar M.
Thoriqurahman salah satu tim pembuatan lampion kelas XI IPA 1 dengan nada
bercanda. Memang kelas XI IPA 1 selalu tampil unik dan nyentrik. Seperti kostum
futsal mereka, mereka menggunakan logo penguin dan menggunakan nomor punggung
yang tak biasa. Seperti 0,1, akar 2, dan masih banyak yang nyeleneh lainnya.
Dan inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang, dimana
kebanyakan orang memakain cara yang kebanyakan orang lain pakai, kelas XI IPA 1
tampil dengan cara yang berbeda dalam ciri khas mereka.
Lomba
lampion hari berjalan lancar dan terjadi pula penambahan 10 menit dikarenakan
melihat ada beberapa kelas yang belum selesai proses pengerjaan. Lomba lampion
ini akan dijuri oleh Ibu Iin dan Bapak Nurhadi. Kita tunggu saja siapakah yang
akan menjadi penguasa lomba lampion ini. Salam sukses MILAD 22 MAN 3 Kediri.
iSam
0 comments:
Posting Komentar